Pengaruh Musik terhadap Kecerdasan Emosional
Oleh: Stephanie
“Musik sangat memengaruhi manusia,” ujar E.V. Andreas Christanday, seorang musikus dalam suatu ceramah musik. Beat memengaruhi tubuh, ritme memengaruhi jiwa, sedangkan harmoni memengaruhi roh. Apabila hati sedang susah, cobalah mendengarkan musik yang indah dan memiliki irama (ritme) yang teratur. Perasaan akan menjadi lebih santai. Bahkan di luar negeri, pihak rumah sakit banyak memperdengarkan lagu-lagu indah untuk membantu penyembuhan pasiennya. Inilah bukti bahwa ritme memengaruhi jiwa manusia.
Pada 1991, T. Taniguchi, psikolog dari Universitas Tokyo, meneliti pengaruh musik terhadap akurasi memori seseorang terhadap kata-kata. Dalam risetnya, ia memutar musik yang sedih dan yang gembira, sementara dua kelompok mempelajari sebuah tulisan yang memuat kata berkategori positif dan negatif. Hasilnya, kata yang positif diingat dengan lebih baik saat mendengar musik yang gembira, sementara kata yang negatif diingat lebih baik saat mendengar musik yang sedih.
Sebuah penelitian lain yang dilakukan para biarawan di Brittany juga menunjukkan bahwa musik berpengaruh besar pada hewan. Mereka memperdengarkan alunan musik Mozart kepada sapi-sapi. Hasilnya, sapi-sapi tersebut memproduksi susu lebih banyak dibanding sapi-sapi yang tidak mendengarkan alunan musik.
Dengan kata lain musik yang positif akan menciptakan suasana hati yang positif dan sebaliknya. Oleh karena itu, mereka yang bertemperamen melankolis dan introvert bisa memakai musik yang positif untuk menjadikan mereka lebih ceria dan extrovert. Sebaliknya, mereka yang cenderung bertemperamen sangat aktif dan extrovert bisa mendengarkan lagu-lagu bernada tenang dengan lirik yang menyiratkan kedamaian hati. Musik memang tidak serta-merta mengubah kepribadian seseorang, tetapi musik dapat membantu menciptakan suasana hati yang tepat, selebihnya tergantung tekad orang itu.
Kemampuan membina hubungan bersosialisasi sama artinya dengan kemampuan mengelola emosi orang lain. Evelyn Pitcer mengatakan bahwa musik membantu remaja untuk mengerti orang lain dan memberikan kesempatan dalam pergaulan sosial dan perkembangan terhadap emosional mereka.
Remaja merupakan pribadi sosial yang memerlukan relasi dan komunikasi dengan orang lain untuk memanusiakan dirinya. Remaja ingin dicintai, diakui, dan dihargai. Mereka juga ingin mendapatkan tempat dalam kelompoknya. Jelas bahwa individualitas dan sosialitas merupakan unsur-unsur yang saling mengisi dan melengkapi dalam eksistensi remaja.
Menurut Siegel, ahli perkembangan otak, musik dapat berperan dalam proses pematangan hemisfer kanan otak. Namun, adanya cross-over dari kanan ke kiri dan sebaliknya yang sangat kompleks dari jaras-jaras neuronal di otak menyebabkan hemisfer kiri otak juga terpengaruh.
Efek atau suasana perasaan dan emosi baik persepsi, ekspresi, maupun kesadaran pengalaman emosional diperantarai oleh hemisfer otak kanan. Artinya, hemisfer ini memainkan peran besar dalam proses perkembangan emosi, yang sangat penting bagi perkembangan sifat-sifat manusia.
Kehalusan dan kepekaan seseorang untuk dapat ikut merasakan perasaan orang lain, menghayati pengalaman kehidupan dengan perasaan adalah fungsi otak kanan, sedangkan kemampuan mengerti perasaan orang lain, mengerti pengalaman dengan rasio adalah fungsi otak kiri. Kemampuan seseorang untuk dapat berkomunikasi dengan baik dan manusiawi dengan orang lain merupakan percampuran (blending antara otak kanan dan kiri tersebut).
Kepekaan akan rasa indah timbul melalui pengalaman yang dapat diperoleh dari menghayati musik. Kepekaan adalah unsur yang penting guna mengerahkan kepribadian dan meningkatkan kualitas hidup. Jika seseorang memiliki kepekaan yang tinggi atas perasaan, ia akan dapat mengambil keputusan-keputusan secara mantap dan membentuk kepribadian yang tangguh.
Proses mendengar musik merupakan salah satu bentuk komunikasi afektif dan memberikan pengalaman emosional. Emosi yang merupakan suatu pengalaman subjektif yang inheren terdapat pada setiap manusia. Untuk dapat merasakan dan menghayati serta mengevaluasi makna dari interaksi dengan lingkungan, ternyata dapat dirangsang dan dioptimalkan perkembangannya melalui musik sejak masa dini.
Dalam buku “Efek Mozart”, Campbell mengatakan bahwa musik romantik (Schubert, Schuman, Chopin, dan Tchaikovsky) dapat digunakan untuk meningkatkan kasih sayang dan simpati. Musik digambarkan sebagai salah satu bentuk murni ekspresi emosi. Musik mengandung berbagai contour, spacing, variasi intensitas dan modulasi bunyi yang luas, sesuai dengan komponen-komponen emosi manusia.
Dikutip dari “Pengaruh Musik Terhadap Emotional Intelligence (Kecerdasan Emosional)” dalam http://ubaesorso.blogspot.com/2011/03/pengaruh-musik-terhadap-emotional.html dengan beberapa perubahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar